Jumat, 15 Februari 2008

Nurani vs Logika

Mulanya biasa saja saat Aku melihat seorang wanita berjilbab jurusan bahasa Jerman dari salah satu universitas terkenal di kota Bandung, seperti wanita yang lainnya.., tak ada yang istimewa dan tak pernah ada perasaan apapun kepada dirinya, namun satu hal yang mengubah pandanganku dan membuat Aku mulai menyukai dia adalah saat dia membawakan drama tentang Perjalanan Kehidupan Manusia, Nuraniku mulai membelenggu logika, menguasai alam bawah sadarku, mengendalikan pikiranku.. dan yeah.. Aku mulai jatuh cinta kepadanya, Aku menyukai gayanya, pakaian hitam yang dia kenakan saat drama, apalagi sejak mengetahui kalau dia adalah sutradaranya, Aku menyukai kemultitalentaannya.

Saat logika mendominasi jalan pikiran serta jalan hidupku, kemudian memaksa Aku untuk korbankan hati serta perasaanku, salah satunya untuk Klub bahasa jerman yang baru Aku dirikan. Bagaimanapun juga klub ini lebih membutuhkan existensi dan peranan dia dari pada nurani ku.

Namun nurani berkata lain, Kalau orang sunda mengatakan „duriat teu bisa di bebenjokeun“ itu berarti Aku tidak dapat membohongi perasaan yang sebenarnya terhadap dia, bahwa Aku memang mencintainya. Saat logika berbicara, betapa berartinya klub ini bagiku, Aku harus mempertahankan klub ini di atas perasaanku. Aku tanyakan lagi nurani haruskah Aku selalu di bebani ‘Speechless Moment’ jika berada di depannya ? Sesulit inikah untuk mengungkapkan cinta ?

Bersama logika Aku kembali berpikir, apakah Aku takut di Tolak olehnya saat menyatakan perasaan yang sebenarnya ? uhm.., Tidak juga. Satu hal yang paling aku khawatirkan adalah saat dia menerima Aku lantas kami jadian, kemudian di tengah perjalanan kami dirongrong oleh banyak masalah seperti : cemburu, marahan, bosan, ketidakdewasaan, selingkuh, salah faham, ketiadaan materi, dlsb. dapatkah kami bertahan melewati semua ini ??? tak ada seorang pun yang tahu, masalah pribadi yang melibatkan Perasaan dari sang ‘Nurani‘ dapat memberikan berpengaruh besar yang cukup ’significant’ terhadap kelangsungan Klub Bahasa Jerman.

Demi Deutsch club, meskipun nurani tak dapat memiliki sebentuk cinta darinya, namun secara logika Aku sudah cukup beruntung memiliki dia sebagai seorang teman yang mempunyai potensi besar untuk memajukan klub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar