Saat aku buka catatan bulan desember, yang berjudul "masterplan memasuki tahun 2003" jujur saja, Aku merasa malu terhadap diri sendiri, dengan janji - janji yang tak bisa aku penuhi, Saat itu banyak hal yang ingin Aku raih, dan sebuah mimpi yang ingin Aku wujudkan. Banyak rencana yang telah Aku susun dalam sebentuk idealisme yang pernah Aku miliki di masa lalu, namanya rencana hanya menjadi sebatas wacana yang pernah Aku gembar-gembor didepan teman-temanku, totalitas perjuangan yang pernah Aku janjikan pra 2003 belum banyak yang bisa direalisasikan hingga saat ini..,
Hal-hal yang sama senantiasa terjadi setiap tahunnya, saat memasuki awal tahun baru banyak janji yang telah Aku buat, banyak jadwal kegiatan yang telah aku susun, namun Aku kurang konsisten untuk menjalaninya. yang Aku butuhkan saat ini bukan hanya sebuah Agenda atau Organizer, melainkan seorang 'walking reminder' , seorang sahabat yang bisa mengingatkan Aku untuk menepati janji-janji Aku, agar Aku tidak menjadi bagian dari golongan orang-orang munafik.
Aku membongkar kembali semua isi lemariku untuk mencari Agenda, diary, organizer, atau apapun itu namanya, Aku ingin menyusun kembali catatan - catatan masa lalu hingga tahun 2007, untuk beberapa janji yang belum sempat Aku penuhi, yang barangkali dapat Aku realisasikan tahun 2008 ini.
Pernikahan Adik Perempuanku Saat yang dinanti-nanti oleh kami sekeluarga, rencananya sih bulan Mei 2008 ini namun karena skripsi adikku belum selesai, dia mengundurnya kembali jadi bulan Juli, tadinya Aku ingin sekali menjadi Event Organizernya agar acara pernikahannya dapat berlangsung dengan meriah meskipun dengan keterbatasan dana, karena acara pernikahan ini adalah sekali seumur hidup baginya, satu keinginanku untuk memberikan yang terbaik bagi seorang adik, tapi karena adikku terus mengundurnya, bikin Aku kesel juga, pernah ada keinginan untuk mendatangi Dosen pembimbingnya sekedar minta untuk memberikan kemudahan bagi dia agar skripsinya selesai lebih cepat, namun ibuku sempat menenangkan Aku, dia mengatakan bahwa yang mau nikah itu adalah Adikku bukan Aku, koq jadi Aku yang sewot ?
Reuni Telah direncanakan sejak bulan Febuary 2008 yang lalu, sebuah janji yang terbengkalai karena sejumlah aktivitas yang Aku jadikan sebagai argumen, tanpa bermaksud untuk berkelit dari tanggung jawab,. Begitu besar kerinduan Kami untuk dapat bertemu kembali setelah 4 tahun lamanya kami terpisah, dan Aku selalu mengundur event penting ini, semoga Reuni kami bisa kelar pada awal bulan Juni ini, dan Aku berharap dapat merealisasikan semua rencana - rencana yang telah aku susun dalam agendaku sebelum bulan September tahun ini berakhir.
Saat Aku membuka salah satu Agenda lamaku, Sebuah kartu ucapan selamat tahun baru dari mantan cewekku, terselip di tengah - tengah halaman bulan desember 2006, yang isinya..,
Tahun - tahun yang berat, saat bumi ini telah melahirkan seorang Gadis berusia 20 tahun dan membawa luka bagi seorang penyair yang memelihara kata-kata, dimana selembar puisi telah menyaingi semua Do'a.
Hal-hal yang sama senantiasa terjadi setiap tahunnya, saat memasuki awal tahun baru banyak janji yang telah Aku buat, banyak jadwal kegiatan yang telah aku susun, namun Aku kurang konsisten untuk menjalaninya. yang Aku butuhkan saat ini bukan hanya sebuah Agenda atau Organizer, melainkan seorang 'walking reminder' , seorang sahabat yang bisa mengingatkan Aku untuk menepati janji-janji Aku, agar Aku tidak menjadi bagian dari golongan orang-orang munafik.
Aku membongkar kembali semua isi lemariku untuk mencari Agenda, diary, organizer, atau apapun itu namanya, Aku ingin menyusun kembali catatan - catatan masa lalu hingga tahun 2007, untuk beberapa janji yang belum sempat Aku penuhi, yang barangkali dapat Aku realisasikan tahun 2008 ini.
Pernikahan Adik Perempuanku Saat yang dinanti-nanti oleh kami sekeluarga, rencananya sih bulan Mei 2008 ini namun karena skripsi adikku belum selesai, dia mengundurnya kembali jadi bulan Juli, tadinya Aku ingin sekali menjadi Event Organizernya agar acara pernikahannya dapat berlangsung dengan meriah meskipun dengan keterbatasan dana, karena acara pernikahan ini adalah sekali seumur hidup baginya, satu keinginanku untuk memberikan yang terbaik bagi seorang adik, tapi karena adikku terus mengundurnya, bikin Aku kesel juga, pernah ada keinginan untuk mendatangi Dosen pembimbingnya sekedar minta untuk memberikan kemudahan bagi dia agar skripsinya selesai lebih cepat, namun ibuku sempat menenangkan Aku, dia mengatakan bahwa yang mau nikah itu adalah Adikku bukan Aku, koq jadi Aku yang sewot ?
Reuni Telah direncanakan sejak bulan Febuary 2008 yang lalu, sebuah janji yang terbengkalai karena sejumlah aktivitas yang Aku jadikan sebagai argumen, tanpa bermaksud untuk berkelit dari tanggung jawab,. Begitu besar kerinduan Kami untuk dapat bertemu kembali setelah 4 tahun lamanya kami terpisah, dan Aku selalu mengundur event penting ini, semoga Reuni kami bisa kelar pada awal bulan Juni ini, dan Aku berharap dapat merealisasikan semua rencana - rencana yang telah aku susun dalam agendaku sebelum bulan September tahun ini berakhir.
Saat Aku membuka salah satu Agenda lamaku, Sebuah kartu ucapan selamat tahun baru dari mantan cewekku, terselip di tengah - tengah halaman bulan desember 2006, yang isinya..,
" .. jangan terlena pada masa lalu tanpa hikmah, jadikan semua putih dan tinggalkan kelabu, sandarkan hidup hanya pada yang maha tahu, biarkan rembulan dan mentari bersinar di tahun baru, semoga ditahun 2007 ini kakak dapat meraih cita - cita dan cinta dari sang Pencipta serta seluruh mahlukNya.., Amiin"
Tahun - tahun yang berat, saat bumi ini telah melahirkan seorang Gadis berusia 20 tahun dan membawa luka bagi seorang penyair yang memelihara kata-kata, dimana selembar puisi telah menyaingi semua Do'a.