Selasa, 22 Maret 2022

Sebuah Cerita Horror (Fiktif)

Sore itu, Rini sedang berada di rumahnya sendirian. Suasana sunyi membuatnya sedikit merinding, meskipun dia tahu bahwa rumahnya tidak ada apa-apa yang menakutkan. Namun, tiba-tiba dia mendengar suara ketukan di pintu depan. Rini agak terkejut karena tidak ada yang memberitahunya tentang kunjungan siapa pun pada hari itu.

Rini dengan hati-hati membuka pintu depan, namun ternyata tak ada siapa-siapa. Dia kembali ke dalam rumah dan melanjutkan kegiatannya, tetapi lagi-lagi ia mendengar suara ketukan. Kali ini suaranya lebih keras, dan terdengar seperti orang yang menghentak-hentakkan pintu dengan keras.

Rini mulai merasa takut, namun dia mencoba untuk tetap tenang. Dia pergi ke pintu dan membuka sedikit untuk melihat ke luar. Tetapi yang dilihatnya membuatnya jadi takut. Dia melihat seorang wanita tua yang berdiri di depan pintu, dengan mata merah dan rambut yang mengenaskan.

Rini merasa sangat ketakutan dan ingin menutup pintu dengan cepat, namun wanita itu menghentakkan pintu dengan keras hingga membuatnya terbuka lebar. Rini mencoba untuk melarikan diri, namun tiba-tiba tubuhnya terasa terjepit, dan ia merasa ada yang memegang kakinya.

Dia mencoba untuk berteriak, namun tak ada suara yang keluar. Dia merasakan ada kekuatan yang menahannya dan menariknya ke dalam gelap. Rini berjuang sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cengkeraman itu, namun usahanya sia-sia.

Tiba-tiba, suara adzan berkumandang dari jauh. Rini terbangun dari mimpi buruknya dan merasakan tubuhnya berkeringat dingin. Dia melihat ke arah jam dan menyadari bahwa waktu maghrib telah tiba. Dia kemudian berdiri untuk melaksanakan shalat maghrib dan berharap tidak akan bermimpi buruk lagi.

Namun, kejadian tersebut membuat Rini takut untuk berada di rumah sendirian pada malam hari. Dia berjanji untuk selalu membaca ayat suci sebelum tidur dan selalu mengucapkan doa perlindungan. Kini, Rini tidak lagi takut dengan kejadian yang dialaminya, tetapi dia tahu bahwa ketakutan selalu mengintai di setiap sudut kehidupannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar