Minggu, 30 Maret 2008

Cinta tanpa syarat

Saling cinta dan mencintai seperti menikmati cahaya matahari dari ke dua sisi, kutipan yang diambil dari edisi pertama buku "chicken soup for soul". itulah moment yang kita rasakan saat cinta saling bertautan, saat goresan warna ungu tidak lagi mewarnai kanvas kalbu, Ruang imajinasi pun kerap tumbuh dengan harapan serba indah.

Saat cinta mendatangkan kebahagiaan di hati yang sunyi, menundukkan ego untuk berbagi, mengatasi perbedaan untuk bersatu dan membangun kedamaian hati di tengah segala persoalan hidup yang demikian kompleks, kehidupan pun terasa utuh dan sempurna


Hal yang sama pernah Saya rasakan ketika jatuh cinta pada seorang perempuan. Setiap menjelang tidur atau didera sepi yang berkepanjangan. Sahabat yang paling setia adalah bayang-bayang perempuan yang dicintai. Terlepas dari si perempuan ingat atau tidak, mencintai atau tidak, Perbincangan dengan imajinasi merupakan langkah ideal disaat terjebak dalam kesendirian. Atau setidak-tidaknya saat hendak tidur. Komunikasi non verbal antara hati dengan bayang-bayang kerap menjadi utopia. Bagaimana kita bercakap-cakap dengan cinta karena terbuai oleh tutur katanya, keindahan senyumnya, lirikan matanya saat curi-curi pandang, maupun tingkah lakunya ketika dia sedang 'Jaim' di depan kita atau saat sedang berusaha untuk mencari perhatian kita. Meski ketika bertemu, selalu menerima kenyataannya dengan “bedaknya yang terlalu tebal” . namun ketika dalam kesendirian dia tetap yang terindah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar